Variasi seks akan menentukan kualitas ML. Semakin banyak variasinya, kemungkinan semakin menggairahkan pula hubungan tersebut.
Pendapat ini tentu saja bukan basa-basi karena sebagai manusia
normal, kita pasti memiliki kecenderungan menjauhi apa pun yang sifatnya
monoton alias itu-itu saja.
Demikian juga untuk urusan seks. Berbagai variasi dilakukan agar
hubungan yang semula dingin kembali menghangat. Salah satu variasi seks
yang bisa dimanfaatkan adalah pijat erotis suami-istri. Aktivitas ini
dianjurkan sebagai foreplay sebelum pasangan ML.
Bagi pasangan yang keduanya sama-sama sibuk bekerja, variasi
pemanasan ini memberi manfaat penting yang tidak sedikit. Salah satunya
membangun suasana erotik di antara suami-istri sebelum bercinta. Adanya
sentuhan di sekujur tubuh, tentulah bisa memacu gairah.
Tidak cuma itu, letih dan lelah serta pikiran yang sumpek sehabis
bekerja dijamin bisa hilang dengan pijatan. Peredaran darah kembali
lancar yang selanjutnya membuat tubuh segar dan bugar sehabis dipijat.
Nah, dengan kondisi fisik seperti ini, ML tentu bisa dinikmati secara menyenangkan oleh kedua belah pihak.
Selain itu, foreplay berupa pemanasan lewat pijatan akan sangat membantu membuat tubuh siap tempur.
Sebelum mencapai puncak kenikmatan, masing-masing pihak hendaknya
benar-benar siap, hingga seluruh rangkaian aktivitas ML bisa berlangsung
menyenangkan.
Tips
Agar dampaknya bisa dirasakan secara efektif, pijatan haruslah dilakukan dengan cara benar.
1. Bertahap
Jangan lakukan pijatan secara terburu-buru. Cobalah bersikap rileks dan tenang. Sebelum
melakukan pemijatan, lakukan pembicaraan romantis dengan suami/istri.
Lanjutkan dengan ciuman ringan sebelum membuka sebagian penutup
tubuh. Mulailah pijatan di bagian-bagian tubuh yang tidak terlalu
sensitif, seperti tangan dan kaki.
Lakukan sentuhan dengan lembut tapi bertekanan cukup kuat di
daerah-daerah tersebut. Lakukan berulang-ulang sampai pasangan
benar-benar menikmatinya.
Setelah selesai, alihkan pijatan ke bagian-bagian yang lebih sensitif seperti perut,
pinggang dan area seputar organ vital. Lakukan pijatan dari satu area, lalu pindah ke area lainnya dalam beberapa saat.
Satu lagi yang perlu diingat, kenali daerah sensitif pasangan yang
pasti berbeda antara individu yang satu dengan lainnya. Bukan tidak
mungkin bagi pasangan yang satu, daerah paha dirasa tak memberi sensasi
tertentu ketika disentuh, namun bagi pasangan lainnya justru memberi
sensasi tersendiri.
2. Bersama
Pijatan bisa dilakukan oleh salah satu pasangan, tetapi alangkah
baiknya jika melibatkan kedua belah pihak. Setelah suami dipijat,
giliran istri yang pasti sudah menunggu sentuhan suami tercinta.
Masing-masing bisa melakukan sentuhan fisik yang bersifat merangsang
sehingga keduanya dijamin bisa menikmati kepuasan bersama.
3. Alat Bantu
Libatkan semua anggota tubuh saat memijat. Sentuhan dengan rambut,
bulu mata, juga jari-jari tangan dan kaki akan memberi sensasi
tersendiri saat pemijatan berlangsung.
Kalau perlu, sentuhlah tubuhnya dengan menggunakan kain bertekstur
halus atau berbulu. Baluri pula dengan losion atau minyak aromaterapi
yang dapat membangkitkan gairah.
4. Pijatan Seperlunya
Seperti aktivitas foreplay lainnya, lakukan pemijatan
seperlunya. Lamanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Terlalu sebentar
tentu saja tak memberi manfaat. Sementara terlalu lama juga bisa
mendatangkan kebosanan yang akhirnya malah menurunkan gairah.
5. Libatkan Emosi/Perasaan
Aktivitas seksual akan terasa semakin menggairahkan jika melibatkan
emosi. Ini akan membuat pasangan merasa dicintai dan dihargai sehingga
bisa lebih menikmati setiap sentuhan. Tunjukkan bahwa masing-masing
pihak memang berusaha sungguh-sungguh memuaskan pasangannya.
Pada kondisi tertentu, pijatan erotis bisa tidak efektif. Khususnya
jika pasangan memiliki gangguan atau hambatan fungsi seksual (disfungsi
seksual).
Penyebabnya bisa faktor psikis maupun fisik. Contohnya adalah suami
yang fungsi testisnya mengalami gangguan. Begitu juga bila ada hambatan
pada organ seksual sang istri. Pada kondisi seperti itu, dapat
dipastikan pijatan atau sentuhan sedahsyat apa pun tidak akan memberi
pengaruh berarti.
Bila pasangan mengidap penyakit tertentu seperti diabetes yang bisa
mengganggu saraf-saraf di daerah genital, maka pijatan yang dilakukan
pasangan akan berakhir sia-sia karena gairah seksual pasangan tidak akan
terdongkrak.
Itulah sebabnya, agar aktivitas pijat erotis bisa efektif, ikatan
emosional dengan pasangan haruslah senantiasa terjaga harmonis. Jangan
lupa mengupayakan penanganan/pengobatan beragam penyakit secara tuntas,
terlebih penyakit yang bisa menyebabkan disfungsi seksual. [L1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar